Ilustrasi: Ketua Majelis Tinggi Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono (kiri) menerima Pakta Integritas dari Wakil Ketua Dewan Kehormatan EE Mangindaan (kanan), disaksikan oleh Sekjen Eddy Baskoro Yudhoyono (dua kanan) dan Ketua Umum Anas Urbaningrum (dua kiri) sebelum memberikan keterangan pada wartawan dalam konferensi pers Rapat Pimpinan Nasional PD, di Hotel Sahid, Jakarta, Minggu (17/2/2013). Partai Demokrat menyelenggarakan Rapimnas dengan agenda penyelamatan partai dari keterpurukan elektabiltas, karena beberapa anggota partai terlibat kasus korupsi. TRIBUNNEWS/DANY PERMANA | DANY PERMANA


JAKARTA, KOMPAS.com - Ketua Dewan Pembina Partai Demokrat EE Mangindaan santai saja menanggapi hasil survei Lembaga Survei Nasional (LSN). Menurutnya, hasil survei itu justru menjadi pemacu buat internal Demokrat untuk bekerja lebih keras lagi menjelang pemilu 2014.


"Bagus, kalau begitu kita dipacu untuk bekerja keras. Mau bicara apa, kalau surveinya begitu kita harus bekerja keras untuk kenaikan elektabilitas," kata Mangindaan di Kantor Presiden, Jakarta, Selasa (16/7/2013).
Hal itu dikatakan Mangindaan ketika dimintai tanggapan hasil survei LSN bahwa elektabilitas Demokrat hanya 6,1 persen atau di urutan ke lima. Di atas Demokrat, yakni Partai Golkar (19,7 persen), PDI Perjuangan (18,3 persen), Partai Gerindra (13,9 persen), dan Partai Hanura (6,9 persen).
Mangindaan mengaku tidak tahu keakuratan hasil survei tersebut. Hanya, lanjutnya, bisa saja dibuat-buat. Ia menilai sudah banyak yang dilakukan internal pascakepemimpinan dipegang Susilo Bambang Yudhoyono. Ia juga yakin elektabilitas akan terus meningkat setelah berbagai program yang sudah disusun dan konvensi direalisasikan.
"Sekarang tinggal nunggu DCT (daftar calon legislatif tetap) kok. Program sudah jalan, DCT keluar kita main. Gitu," kata Menteri Perhubungan itu.
Seperti diketahui, elektabilitas Demokrat mulai melorot setelah sejumlah elitnya, salah satunya Anas Urbaningrum, terjerat kasus korupsi. Akhirnya, melalui kongres luar biasa, SBY ditunjuk sebagai ketum.
Editor : Caroline Damanik
 
Top