elektabilitas - Hasil survei Alvara Riset Center menunjukkan popularitas dan elektabilitas partai berbasis agama Islam terus anjlok. Survei yang digelar pada Juli-Agustus 2013 ini sama sekali tidak menempatkan satu partai Islam pada posisi lima besar. 

"Mereka bahkan menempati posisi paling bawah. Partai berbasis Islam sangat lemah dan terus melemah," kata pendiri dan Direktur Utama Alvara, Hasanuddin Ali, saat konferensi pers, Rabu, 11 September 2013. Rendahnya popularitas dan elektabilitas ini diduga terkait dengan sejumlah kasus korupsi yang turut menjerat tokoh dan pemimpin Islam. Hal ini membuat para pemilih kalangan menengah tidak lagi bisa mengandalkan kepercayaan pada partai berbasis agama. "Track record dan kapasitas tokoh Islam juga masih kurang. Belum ada tokoh yang dinilai pas," kata Hasanuddin.

Berdasarkan total popularitas, Alvara mencatat Partai Keadilan Sejahtera menempati posisi kelima sebesar 90,1 persen, Partai Amanat Nasional keenam dengan 86,7 persen, Partai Persatuan Pembangunan ketujuh dengan 84,8 persen, Partai Kebangkitan Bangsa kesepuluh dengan 81 persen, dan Partai Bulan Bintang pada posisi kesebelas dengan 58,7 persen. Kelimanya masih jauh dari peringkat pertama Partai Golkar dengan 97,8 persen.

Elektabilitas kelima partai Islam itu juga sangat rendah. Alvara mencatat PKS hanya mampu menempati posisi ketujuh sebesar 3,4 persen, diikuti secara berurutan PPP sebesar 2,2 persen, PAN sebesar 2,1 persen, PKB sebesar 1,7 persen, dan PBB sebesar 0,1 persen.

Dari segi popularitas, tokoh Islam yang masuk dalam daftar survei Alvara juga hanya seniman Rhoma Irama dan mantan Ketua Mahkamah Agung Mahfud Md. Akan tetapi, yang masuk dalam daftar kelayakan dan elektabilitas calon presiden hanya Mahfud Md.

Tingkat kelayakan Mahfud hanya 3,4 persen dan elektabilitasnya hanya 4 persen. "Kelompok kalangan menengah juga tidak terlalu primordial."
 
Top