
Menurut Hidayat, kemenangan Jokowi di Jakarta tak bisa dijadikan patokan. Dukungan untuk Jokowi di Jakarta belum tentu sama dengan di tingkat nasional.

"Jokowi dan dukungannya di Jakarta itu belum tentu sama dengan di nasional. Jakarta bukanlah segala-galanya. Pemilu itu one man, one vote, one moment, one value. Kondisi berbeda bisa berbeda pula hasilnya, Jakarta bukanlah segala-galanya. Pemilih di Jakarta hanya 5 juta, pemilih nasional ada 130 juta-an. Jadi Jakarta tak bisa dijadikan patokan" ujar Hidayat.
Hidayat meraih suara tertinggi dalam Pemira PKS, sebuah pemilihan bakal capres di internal partai berlambang bulan sabit kembar. Meski belum diputuskan oleh Majelis Syuro, namun Hidayat menjadi kandidat kuat capres yang akan diusung oleh PKS.
Mantan Ketua MPR ini mencontohkan kemenangannya di Pemilu Raya (Pemira) PKS. Hidayat mengatakan dia kalah di DKI, namun ternyata meraih suara paling banyak secara nasional.