elektabilitas - Partai Golkar mengakui bahwa Lingkaran Survei Indonesia (LSI) merupakan tempat partai berlangganan hasil survei. Ketua DPP Partai Golkar Ade Komarudin mengatakan, Golkar sering menggunakan jasa LSI pimpinan Denny JA tersebut untuk menggelar survei politik. Sekali survei, lanjutnya, Golkar biasa menggelontorkan dana sebesar Rp 250 juta.
"Setahu saya (LSI adalah) salah satu surveyor yang dipakai Golkar. Bukan konsultan politik, tapi survei selama ini. Selain LSI, ada juga Indobarometer," ujar Ade di Kompleks Parlemen, Selasa (22/10/2013).
Namun, Ade mengaku tak tahu-menahu soal survei LSI terakhir yang menempatkan Ketua Umum Partai Golkar Aburizal "Ical" Bakrie dengan elektabilitas tertinggi. Ia lalu hanya mengaku keberatan dengan konsultan politik lain yang berusaha menjatuhkan LSI. Padahal, konsultan politik yang protes tersebut dinilainya juga sebagai partisan partai politik.
"Jadi agak confused, mau protes tapi yang protes juga enggak independen," katanya.
Pada pekan lalu, LSI mengeluarkan survei yang menempatkan Ical dengan elektabilitas tertinggi. Bersama Ical, Ketua Umum PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri, dan capres dari hasil konvensi Partai Demokrat juga disebut sebagai capres riil. Pasalnya, mereka dianggap mampu mendulang perolehan suara dalam Pemilu untuk memajukan capres.
Survei yang dilakukan LSI terkait sosok capres "riil" dan capres "wacana" itu diragukan karena menghilangkan nama Jokowi dan Prabowo Subianto yang selama ini merajai survei-survei elektabilitas capres. Jokowi dan Prabowo dianggap sebagai capres wacana dengan asumsi Jokowi tidak dimajukan PDI-P dan Prabowo tidak bisa maju karena suara Partai Gerindra rendah.
Ade yakin bahwa survei yang dilakukan setiap lembaga survei selama ini bukanlah manipulasi. Ia menuturkan lembaga survei hanya punya metodologi dan asumsi yang berbeda-beda sehingga hasilnya pun tidak sama antara satu survei dengan survei lainnya.
Editor : Caroline Damanik