Jika melihat peta politik akhir-akhir ini, sepertinya memang sudah ada plot dibenak pemilih siapa yang akan berposisi sebagai capres dan siapa yang akan berposisi sebagai wapres

Untuk posisi capres, seperti sudah disinggung di atas, nama Jokowi dan Prabowo Subianto selalu menduduki urutan teratas. Namun untuk posisi wapres, ternyata nama Menko Bidang Perekonomian, Hatta Rajasa, menjadi salah satu yang kerap duduk diposisi paling tinggi. 

Seperti direlease oleh lembaga sigi Lingkaran Survei Indonesia (LSI) pada akhir 2013 dan Indo Barometer baru-baru ini, nama Hatta memang kerap unggul dibanding Jusuf Kalla dan tokoh-tokoh yang lain.

Kemudian pada simulasi hasil sigi beberapa lembaga survey lainnya, nama Hatta yang diposisikan sebagai wapres dengan bergandeng Jokowi atau dengan prabowo, selalu menjadi pemenang. Inilah bukti bahwa besan Presiden SBY ini memang menjadi yang terdepan untuk posisi wapres. Bisa dibilang, Hatta Rajasa adalah primadonanya posisi wapres di pemilu 2014 mendatang. Bahkan dari hasil sigi Saiful Muljani Riset and Consulting (SMRC), pasangan Prabowo Hatta tak terkalahkan oleh siapa pun, kecuali oleh pasangan Mega-Jokowi.

Pertanyaannya, kenapa Hatta begitu menarik?

Ini tak lain, asumsi saya, sosok Hatta Rajasa adalah tipe “all president man”. Ia diyakini memiliki kemampuan cukup mumpuni menyelesaikan persoalan teknis pembangunan. Kita tentu semua tahu bahwa Hatta Rajasa adalah anggota kabinet di tiga periode kepemimpinan presiden terakhir.

Berbagai jabatan juga pernah ia emban, mulai dari menristek, menhub, mensesneg, hingga menko perekonomian. Tak jarang ia juga menduduki posisi menteri ad interim kala menteri bersangkutan berhalangan bertugas. 

Moncernya pamor Hatta ini juga diimbangi oleh kemampuan komunikasi politik yang cukup mumpuni. Kemampuan komunikasi politik Hatta memang tak bisa disangkal lagi. Kerap kali konflik yang terjadi diantara para elit politik bisa luntur ditangan Hatta. Kita masih ingat bagaimana Hatta mendamaikan Partai Demokrat dan PDIP. Kita juga masih mengingat bagaimana peran sentral Hatta di kabinet koalisi pemerintah. Semua bisa dilakukan Hatta dengan begitu smoot.

Ditambah lagi, Hatta memiliki kemampuan lobi dengan para stakeholder pemangku ekonomi. Demo buruh kerap cair ditangannya. Begitu persoalan-persoalan impor-ekspor yang kerap dilanda persoalan, bisa segera selesai saat Hatta turun tangan. Inilah mungkin sebabnya, Hatta begitu menarik untuk posisi wapres. Dari baiknya track record serta pengalamannya dipeerintahan, sosok Hatta Rajasa bisa menjadi garansi berjalannya pembangunan. Ditambah lagi, pandangan ekonominya yang sangat nasionalis kerap diistilahkan dengan hattanomics bisa menjadi jaminan pembangunan lebih berpihak terhadap kalangan yang lemah. 

Sebagaimana kita tahu, Hattanomic berpandangan bahwa pembangunan ekonomi harus mengedepankan nasionalisme dalam mengambil kebijakan nasional. Yang lemah diproteksi, yang kuat harus membantu yang lemah, serta harus ada pemerataan hasil pembangunan untuk seluruh rakyat Indonesia. Subsidi tak boleh dihapus karena masih banyak rakyat yang membutuhkan. Melihat profil singkat Hatta yang begitu baik, rasanya tak mengherankan jika ia menjadi sosok pemimpin idola. Dengan kemampuannya, sekali lagi, Hatta bisa menjadi garansi kebaikan kehidupan bernegara di masa depan.

Bambang Sulistyo (Pemerhati Masalah Sosial Politik, Tinggal di Lenteng Agung)
 
Top